Fakta Menarik Roti Buaya Adat Betawi

Roti Buaya selalu identik dengan pernikahan adat Betawi. Biasanya mereka akan memberikan sepasang roti dan diikuti dengan seserahan lainnya. Apakah roti ini hanya untuk acara perkawinan saja? Simak faktanya dibawah ini:

Fakta Tentang Roti Buaya

Memberikan seserahan roti buaya pada saat acara pernikahan sudah menjadi adat Betawi yang tidak bisa ditinggalkan. Roti yang dibuat untuk hantaran perkawinan tersebut biasanya terdiri dari dua dengan ukuran yang berbeda. Inilah fakta tentang roti buaya:

  1. Manifestasi Siluman Buaya

Pada zaman kebudayaan Betawi, buaya dikenal sebagai simbol lanjut kehidupan. Sebab dahulu ada buaya yang menempati sumber mata air di lingkungan sekitar masyarakat Betawi. Warga percaya bahwa hewan tersebut adalah siluman yang menjaga salah satu sumber mata air.

  1. Melambangkan Suami Istri dan Kesetiaan

Dua roti buaya dilambangkan sebagai pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Roti besar adalah mempelai pria, sedangkan yang ukuran kecil adalah mempelai wanita. Selain itu, roti ini bisa sebagai lambang kesetiaan. Sebab buaya adalah hewan yang paling setia terhadap pasangannya.

  1. Dahulu Bukan Roti

Roti buaya dahulunya terbuat dari anyaman daun kelapa atau kayu. Namun setelah sudah ada pabrik roti di Nusantara, dibuatlah roti khas pengantin tersebut. Pada saat itu, roti merupakan makanan mahal dan langka. Makanya roti buaya bisa dianggap sebagai lambang kemakmuran.

Roti buaya sangat identik dengan pernikahan adat Betawi. Namun karena roti ini juga dianggap sebagai simbol kemakmuran, masyarakat menggunakannya untuk merayakan keberhasilan. Seperti ulang tahun Jakarta, kesuksesan perusahaan, dan lain-lain.

Similar Posts